Foto bersama: Anggota Paguyupan RINGIN 7 dan Muspika Babadan ,Ponorogo
Ponorogo l Transindonews.com – .Paguyuban RINGIN 7 Desa Sukosari, Babadan Ponorogo menggandeng Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Ponorogo menggelar acara edukasi masal penghijauan dan pelatihan batik ecoprint, Kamis 24 Desember 2020.
Penghijauan di sepanjang bantaran sungai Bengawan Danyang ini diikuti Camat Babadan Suseno, Kapolsek Babadan Iptu Yudi Kristiawan, Ketua NU Ponorogo KH. Fatchul Aziz dan juga pegiat seni Kebo bule Mbah Wadi.Selain itu penghijauan juga dilakukan di sepanjang jalan masuk menuju tempat Wisata Religi Masjid Imampuro.
Ketua NU Ponorogo KH. Fatchul Aziz dalam sambutannya menjelaskan betapa pentingnya penghijauan ini dilakukan dalam rangka menjaga bumi dan mencegah bencana alam.
Dalam kerja sama ini kedua belah pihak menanam berbagai jenis tanaman yang bisa mengantisipasi abrasi di bantaran Sungai Bengawan Danyang ini. Konservasi alam sangat diperlukan agar bumi menjadi ijo royo-royo sehingga menjadikan bumi yang gemah Ripah loh jinawi tutur Khusnul Khabib selaku ketua paguyuban RINGIN 7.
Sofyan alias Popey, mentor pelatihan batik ecoprint dari LPBI NU menjelaskan, membatik dengan sistem ecoprint ini merupakan salah satu bentuk kampanye lingkungan hidup, karena batik ecoprint menggunakan pewarna alam murni sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuat produk ramah lingkungan.
“Sebelum pelatihan batik ecoprint dilakukan, warga diajak melakukan penghijauan. Ini sebagai sosialisasi bahwa bahan yang akan kita gunakan untuk membatik adalah hasil alam yang kita tanam,” tandasnya Kamis (24/12/2020).
Pasalnya ada 2 metode batik ecoprint yang diajarkan yaitu sistem dipukul dan sistem dikukus. Bahannya mudah di dapatkan, diantaranya yaitu daun jati dan pucuk merah.
Masih menurutnya, Selain memberikan kesadaran pada pentingnya melestarikan alam “Produksi batik ecoprint diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” pungkasnya, (HB)