Foto : Saat mahasiswa Prodi Managemen Unida Gontor bersama dinas Perdagkum, bahas Keberadaan Ekonomi Kreatif di Ponorogo.
PONOROGO – Sebagai tindak lanjut dari MOU dengan Dinas Perdagangan Koperasi & Usaha Mikro (Perdagkum) Kabupaten Ponorogo beberapa waktu lalu, Fakultas Ekonomi dan Manajamen (FEM) Universitas Darussalam (Unida) Gontor Kabupaten Ponorogo yang diwakili prodi Manajemen melakukan Focus Group Disccusion (FGD).
Selain dihadiri para pelaku UMKM, Ekonomi Kreatif, Akademisi, praktisi media, acara juga dihadiri oleh Dinas Perdagkum di RM Banyu Bening Ponorogo, Kamis (10/3/2022). “Saat ini Fakultas FEM Unida Gontor menjalin kerja sama lokal dengan Dinas Pemerintah Kabupaten, Universitas di kabupaten Ponorogo, maupun pemerintah Desa di Ponorogo,” ujar Muhammad Ridhlo dari Unida Gontor.
Dia juga menjelaskan bahwa Dinas Perdagkum merupakan dinas yang memegang peran dalam perkembangan Industri, perdagangan, koperasi, pasar, dan UMKM di Kabupaten Ponorogo. “Misalnya penerbitan surat izin usaha, pelatihan packing, branding, pelatihan pemasaran online, pelatihan kewirausahaan dan program pengembangan lainnya,” tambahnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa kegiatan Focus Group Disccusion (FGD) dengan Dinas Perdagkum Kabupaten Ponorogo dalam rangka penggambilan data penelitian yang berjudul ‘Analisis Rancangan Model Pengembangan Ekonomi Kreatif Berdasarkan Peran Penta Helix Dengan Menggunakan AHP di Kabupaten Ponorogo’.
Sementara itu, Dosen di prodi Manajamen Unida, Dhika Amalia Kurniawan memaparkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi kreatif UMKM dengan pendekatan Penta Helix dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk dapat melihat berbagai aspek yang dapat diperbaiki, ditingkatkan dan dikembangkan oleh para pelaku ekonomi kreatif khususnya UMKM.
Selanjutnya, pihaknya menambahkan bahwa hasil dari proses analisis tersebut akan menghasilkan Model Pengembangan yang digunakan untuk melakukan pengembangan potensi ekonomi kreatif UMKM. “Agar memiliki daya saing dalam dunia ekonomi dan pasar global 5.0.,” tambahnya.
Masih menurut Dhika Amalia Kurniawan, FGD juga ingin mengetahui peran media massa dalam pengembangan ekonomi kreatif. “Kita butuh juga masukan dari praktisi media terkait bagaimana peran media dalam memberitakan tentang ekonomi kretaif di Ponorogo,” paparnya.
Terpisah, Muh Nurcholis salah satu jurnalis di Ponorogo menyampaikan bahwa media memiliki peran luar biasa dalam memajukan ekonomi kreatif di Bumi Reog. “Media memberi kesempatan kepada pelaku ekonomi kreatif maupun UMKM untuk berani diliput dan dipublikasikan di berbagai media dengan harapan seluruh produknya bisa dikenal masyarakat luas,” kata Muh Nurcholis.
Pada kesempatan tersebut Alan dari Dinas Perdagkum mengaku siap memajukan ekonomi kreatif di Ponorogo. Secara silih berganti sejumlah pelaku ekonomi kreatif menyampaikan pengalamannya dalam FGD tersebut. (Muh Nurcholis)